Rabu, 21 Agustus 2019

Talaga Biru Cicerem

Pintu Masuk Talaga Biru
Dalam perkembangan sejarah padepokan Janggala Manik, sering adanya pertemuan antar tokoh yang membahas tentang strategi peperangan dan pertahanan dalam upaya penyebaran Agama Islam, Pangeran Cakrabuana dengan nama Islam Syeh Abdullah Iman sering kali mengunjungi wilayah-wilayah kekuasaanya termasuk di wilayah padepokan Janggala manik, salah satu tempat yang sering dipakai untuk pertemuan Syeh Maulana makdum Ibrahim dan Syeh Abdullah Iman adalah di sebuah mata air yang saat itu belum membentuk sebuah Situ, namun masih berupa mata air yang mengalir ke sebelah utara ke arah Padepokan Janggala Manik.
Pada tahun 1530 terjadilah pertemuan kedua tokoh tersebut, salah satu pembahasan yang di lontarkan yaitu upaya pengembangan pemukiman padepokan Janggala manik ke arah timur, namun hal ini terkendala oleh ketersediaan air, oleh karena itu Syeh Abdullah Iman member titah untuk membendung mata air tersebut agar menjadi sebuah situ yang airnya bisa mengalir ke arah timur, lalu Situ tersebut dinamai dengan Cicerem, yang mengandung arti Pacereman atau tempat berkumpul/Pertemuan.
Dalam pada itu pula dibuatlah balai desa Kaduela pertama di sisi utara mata air Cicerem, yang dijadikan sebagai tempat pertemuan penduduk pedukuhan kala itu, namun selanjutnya pada masa pemerintahan Abah Kuwu Ormat (1870-1926) pusat desa dipindahkan ke lahan yang lebih datar di sekitar aliran Cicerem, sehingga bisa menampung keberadaan Mesjid sebagai pusat syiar Islam, Balai Desa sebagai pusat pemerintahan dan Alun-alun sebagai sentral kegiatan masyarakat.
Upaya pembendungan, pelebaran mata air dan pembuatan saluran ke arah timur dipimpin langsung oleh Syeh Abdullah Iman, namun saluran ke arah pemukiman dikerjakan kemudian pada masa kekuasaan Kuwu Bewu pada tahun 1811, lalu pengembangan saluran Cicerem dilanjutkan pada Zaman Tanam Paksa oleh VOC pada tahun 1840, kaduela saat itu dipimpin oleh Kuwu Bongbong, pembuatan Jalur pemisah antara aliran Cibuluh dan Cicerem pun dilakukan pada masa tersebut.
Perkembangan Cicerem jaman kemerdekaan di lakukan pada masa orde baru, melalui UU No.11/1974 tentang Pengairan, melalui undang-undang inilah Saluran cicerem yang semula hanya berupa galian tanah di ubah dengan pasangan Batu, dan dinamai proyek Prosida.
Situ Cicerem sendiri mulai di rekonstruksi kembali pada tahun 1999 melalui program PPK/KDP (saat ini berubah menjadi PNPM Perdesaan) dimana program ini membangun senderan pada sisi sebelah utara.
Tahun 2003 kembali dibangun oleh PU Pengairan Kabupaten Kuningan memperkuat dinding sisi timur dan utara, kemudian pada tahun 2005 Dinas Suber Daya Air dan Pertabangan SDAP Kabupaten Kuningan melakukan pengerukan dan rekontruksi total pada dinding penahan air sebelah timur dan Utara dengan menggunakan alat berat Excavator /Beko.
Hutan wilayah Cicerem sendiri di tata melalui Program Desa Mandiri pada tahun 2010, dimana mulai tahun tersebut Cicerem dijadikan Camping Ground dan Obyek Wisata Milik Desa.


EmoticonEmoticon